SMA Plus Mathlaul Anwar Li Nahdlotil Ulama (MALNU) Pusat Menes menggelar kegiatan Profil Pelajar Pancasila dengan mengusung tema ‘Membatik: Memperkuat Bineka Tunggal Ika untuk Pelajar’ di Desa Cikadu, Tanjung Lesung Pandeglang, pada Minggu (28/11)
Agenda tersebut merupakan program Sekolah Penggerak dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dilaksanakan dalam durasi tiga tahun. SMA Plus MALNU Pusat Menes menjadi sekolah berbasis pesantren di Pandeglang yang terpilih dalam program tersebut.
Diharapkan nanti, sekolah-sekolah yang terpilih dalam program Sekolah Penggerak dapat memberikan dampak positif pada sekolah dan lingkungannya.
Seleksi Sekolah Penggerak dilaksanakan secara ketat dan diikuti oleh ratusan sekolah di Provinsi Banten. Salah satu aspek yang dipertimbangkan adalah program-program yang ditawarkan sekolah yang mengikuti seleksi dalam Program Sekolah Penggerak.
SMA Plus MALNU Pusat memilih agenda membatik karna, selain untuk mengenalkan batik Cikadu sebagai Icon Kabupaten Pandeglang. Juga dapat mengenalkan kepada para siswa tentang budaya dan produk lokal. Sebagai bentuk menghargai budaya Indonesia yang beragam.
Selain mengenalkan batik Cikadu, siswa juga mempraktikkan langsung Teknik membatik dari para pengrajin batik di lokasi produksi. Kegiatan ini melibatkan siswa-siswa kelas sepuluh yang diwakili oleh beberapa siswa dari masing-masing kelas.
Harapan kedepannya siswa-siswa yang telah mengikuti agenda membatik dapat mempromosikan kepada teman-temannya yang lain mengenai kekayaan budaya Kabupaten Pandeglang sebagai warisan budaya yang harus dikenal dan dilestarikan oleh generasi muda sebagai penerus bangsa.
Eneng Ima Siti Madihah, Kepala Sekolah SMA Plus MALNU Pusat menyampaikan bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dirancang dalam rangka memperkuat dan menghargai budaya lokal yang harus dikenalkan kepada siswa-siswa. Jadi, siswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga langsung terjun ke lapangan sebagai bentuk pembelajaran empiris.
Pembimbing kegiatan membatik Haris Anwar, menyampaikan bahwa antusias siswa-siswa di lapangan sangat tinggi karena mereka tidak hanya mengetahui bahwa Pandeglang memiliki produk batik lokal tetapi juga melihat secara langsung bagaimana proses selembar kain batik diproduksi.
Selain itu, siswa-siswa juga mempraktikan langsung teknik membatik di lokasi. Harapannya mereka memiliki rasa bangga karena Batik Cikadu sekarang terus dipromosikan sebagai icon budaya Pandeglang.
Kegiatan ini selain memperkuat identitas kebangsaan dan budaya lokal, juga sebagai bentuk merespon perkembangan zaman yang sesuai dengan nafas NU, yaitu mempertahankan tradisi dan merespon modernisasi, serta dalam kegiatan ini laik utuk disebut sebagai upaya menghargai khazanah budaya lokal.