Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LAZISNU-PBNU) menjadikan Pesantren Mathla’ul Anwar Linahdlatil Ulama (MALNU) Menes, Pandeglang, Banten sebagai titik kelima Pelatihan Penggerak dan Santri Pesantren Hijau. Pelatihan di pesantren yang menjadi bagian dari sejarah perjalanan Nahdlatul Ulama ini berlangsung pada Ahad (26/02/2023).
Direktur NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil saat pembukaan acara mengatakan Pesantren MALNU adalah salah satu pesantren yagn menjadi tonggak dalam sejarah panjang berdirinya NU. Karena itu, “Pondok Pesantren MALNU wajib menyampaikan kebaikan dan menjadi pionir bagi pesantren-pesantren lain untuk menerapkan pesantren hijau.”
Menurut Qohari, hasil perjuangan para pendiri pesantren pada masa lalu, saat ini tinggal dinikmati generasi penerus dengan berbagai kebaikan termasuk mengembangkan Pesantren Hijau.
Sementara itu, Pengurus Perguruan Islam MALNU Pusat Menes TB KH Hamdi Ma’ani juga berpesan kepada seluruh peserta agar menjadikan Pesantren MALNU sebagai pesantren yang sehat, baik lingkungan maupun penghuninya.
“Pesantren adalah tempat utama untuk memberikan contoh. Islam identik dengan kebersihan dan kehijauan,” imbuh pria paruh baya yang akrab dipanggil Abah itu.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua RMI PBNU Kiai Hodri Ariev menyampaikan bahwa seorang muslim harus menerapkan aspek iman, Islam, dan ihsan sebagai panduan hidup.
“Allah berfirman bahwa diri-Nya adalah keindahan yang tersembunyi. Allah menciptakan makhluk dan menitipkan keindahan itu melalui makhluk-Nya,” ujarnya membangkitkan semangat para peserta untuk mengambil langkah kuratif dalam penghijauan sebagai ibadah untuk menjaga bumi.
Pelatihan Penggerak dan Santri Pesantren Hijau adalah program kerja sama tiga lembaga PBNU, yakni LAZISNU, RMI PBNU, dan LPBI PBNU. Kegiatan yang didukung Bank Mega Syariah ini terbagi menjadi dua sesi, yakni training atau pelatihan penggerak dan pelatihan santri.
Pelatihan penggerak diperuntukkan bagi stakeholders pesantren seperti guru, petugas kebersihan, petugas dapur, hingga pengurus santri. Pada sesi ini, peserta dibekali edukasi terkait Waste Management (manajemen sampah) untuk mewujudkan Pesantren Hijau.
Adhi Sustyo dari PT Inovasi Waskita Teknologi (Inowastek) pada sesi ini menjelaskan bahwa mekanisme bank sampah sebagai upaya dalam penanganan sampah di pesantren yang melibatkan proses pemilahan dan pengelolaan sampah sampah organik maupun anorganik.
CEO sekaligus founder PT Inowastek itu mengapresiasi antusias peserta training dan menaruh harapan besar program pesantren hijau dapat diterapkan dengan baik.
“Pesantren memiliki potensi yang sangat besar, karena proses ini pasti akan ada yang mengawasi kalau diterapkan di pesantren. Saya berharap ilmu ini diteruskan dan teman-teman semua menjadi penggiat lingkungan,” ujar Adhi.